nuffnang

Sep 20, 2010

Sesuatu Yang Hilang


Pagi ini bertuliskan sepi saja. Seperti hari - hari yang sebelumnya, 
malamku kesiangan. Mata tidak jua lelap. Pagi di sini lebih bernuansakan 
simbol-simbol penanda sunyi. Sunyi yang boleh memecahkan gegendang 
telinga. Sunyi yang menusuk. Sunyi yang berjodohkan malaikat-malaikat 
pencatat adegan kebaikan dan kejahatan dengan ruang-ruang kosong yang 
seakan hadir tanpa pernah bererti apa-apa. Hampa seisi jiwa, 
merentangkan tirai lebar-lebar, menutupi seluruh 
kemampuan tengok mata nyata dan 
mata jiwa.

Gelap.

Gelap dan sunyi.

Tuhan menciptakan jarak yang entah di mana pangkal mula 
dan hujungnya. Begitu jua waktu yang berdetik detik entah berapa 
ekor banyaknya. Ligar sekali otak berputar memikirkan yang bukan 
bukan. Untuk apa? Entah, untuk tetamu malamku gelap dan sunyi, 
barangkali. Malam ini seperti malam malam yang sesudah sebelumnya. 
Satu demi satu pemikiran yang sia sia dilahirkan lantaran gelisah yang 
berpanjangan. Aku hanya bisa mengadukan garukan-garukan gelisah 
ini pada pantulan diriku sendiri. Pada bayang. Dia lebih 
memahami, tanpa perlu bicara.

'Hey, langit!! Luangkanlah waktumu sejenak saja bersamaku. 
Bukan hanya sebatas kau memayungiku setiap hari dengan nuansamu 
yang beragam. Bukan dalam tugas rutinmu sehari-hari. Aku menjatuhkan 
tanda ke arahmu adalah untuk memintamu turun sejenak saja dan 
meluangkan waktumu bersamaku. Kita pergilah ke kafe atau 
sekadar di tilam empukku!’

Aku ingin bertanya sedikit saja pada langit!

Langit mungkin tahu jawapan dari pertanyaan yang berulang 
kali menjajah pikiranku.

Ha, kau tidak faham? Ah lupakan. Kau adalah langit. 
Masakan kau faham.

Dalam hidupku telah banyak peristiwa yang kulalui. Kisah hidup 
yang indah, baik, buruk maupun sedih ataupun kisah yang mengharukan 
bak drama sinetron. Tapi ada sesuatu yang tak mampu ditinggalkan 
dengan tegar jiwa. Sebuah kisah yang menggerus sebahagian sisi 
kehidupanku. Membuatku terhentak dan tersentak dalam satu 
waktu. Membuatku limbung dan linglung dalam satu masa. 
Mengubah setiap jengkal relung sikap dan nuraniku.

Setiap masa yang berganti menyapa hidup, setiap waktu 
yang menghantarkan kedewasaan kepadaku. Tak pernah 
mampu menghapuskannya.

Ya, sesuatu itu telah hilang dariku.

Terakhir kali aku berusaha menyapanya kembali, sang 
arogan berhasil menguasainya, mencampakkan tanpa 
memberi secuil belas kasihan padaku...

Sesuatu itu telah hilang dariku.

Malam ini aku berkabung untuk hilangnya sesuatu itu.

"Yg benar Taufiq Ysl."

No comments:

Post a Comment